eDDa
Full Member
Posts: 151
|
Post by eDDa on Jan 6, 2005 21:57:44 GMT -5
masih jua aku terhumban bagai dulu masih jua aku difitnah seperti dulu hingga aku tidak tahu di manakah harga diriku di manakah aku di antara kamu
|
|
|
Post by sanggabuana on Jan 8, 2005 9:58:54 GMT -5
Bukan inginku menjumpaimu Tanpa kuminta kau hadir Meski rasa itu telah menyapa Aku tak pernah berharap untuk milikimu
Bila waktu ijinkanku kuingin kau berada jauh hingga kulupa bahwa aku pernah mencintaimu ...
|
|
|
Post by zaimaya on Jan 9, 2005 9:29:34 GMT -5
masih jua ternanti-nanti kapan cintamu singgah di sudut hati terasa berkurun lamanya kau belayar pergi usia meniti senja pipi kendur gelebeh mata rabun jauh dan dekat dahi berkerut seribu kulit berkedut sejuta rambut ikal mayang memutih salju esok lusa dijemput pergi tinggalkan dunia selama-lamanya kepulanganmu tetap ditunggu panjatkan doa di pusara syahdu
|
|
|
Post by sanggabuana on Jan 9, 2005 11:03:31 GMT -5
itulah hidup, seperti pelabuhan. berganti-ganti, ada yang datang. ada yang pergi. dan kita tetap setia menyambut setiap kedatangan. dan, juga kita, acapkali menyesali perpisahan, seolah waktu adalah abadi.
apa sebenarnya, yang berharga pada setiap perjumpaan; selain, bahwa itu jualah yang mengajari kita segera berbenah untuk perpisahan. keduanya adalah pasti berganti, sebab hanya kesementaraan yang abadi di bumi ini.
tepi setiap perjumpaan, telah memahatkan kenangan. juga setiap perjumpaan, telah menjelaskan bahwa kita hanya menunggu waktu.
dan mungkin kita tak lebih dari peziarah yang pernah berkunjung pada sebuah masa lalu yang sama, memunguti kenangan-kenangan sebelum berkemas pulang.
tapi mungkinkah terlupakan damai yang telah terpahatkan di hati
pada siapa mesti kubisikkan sunyiku, jika waktu telah ditentukan.
|
|
eDDa
Full Member
Posts: 151
|
Post by eDDa on Jan 10, 2005 21:17:41 GMT -5
biarpun kau tak pernah mengharap aku akan menjadi milikmu biarpun kau tak pernah mahu akan hadirku di sisimu tapi mampukah kita menolak setiap rasa anugerahNYA yang lahir tanpa dipinta wujudnya dalam diam dalam hatimu dan hatiku lalu menyatu takdir jua menentukannya pabila kau mahu pergi dari hati yang masih menyayangi kamu
|
|
|
Post by sanggabuana on Jan 11, 2005 10:26:42 GMT -5
menari diatas buaian hati yang terpuruk... diatas hatimu yang tak ku mengerti... menanti semua yang tak menentu... terkurung dalam merahnya hati yang merana... renungi diri atas apa yang ku alami... menanti dirimu yang bersemayam dihati... merengkuh hasrat yang terkurung perih... dan mengait asa yang sulit kumengerti... kunanti... kunanti atas apa yang terjadi... ku tahu hatimu tak sendiri... kuharap anganku kan kau mengerti...
|
|
eDDa
Full Member
Posts: 151
|
Post by eDDa on Jan 12, 2005 21:18:48 GMT -5
MENANTI TANPA JANJI hayatilah bicara dari hati... untuk kamu yang mengerti...
garis-garis luka yang tercoreng pada lembar senyummu yang kau ukir dengan pahat keterpaksaan lalu senyummu mengukir wajah kepalsuan mengalir lesu bagai air sungai hampir kering tersekat oleh batu-batu berlumut yang sudah hijau kehitaman
begitu kau gambarkan kabutnya hatimu terselimpuh dalam diam berdendam hitam menjadi mangsa amarah yang curiga mengalir dari arus deras yang tak mengenal haluan berselut lumpur hitam menghitamkan menerjah perdu setia dengan hujung tajam batu nistaan tak bermata menghanyutkan sebuah perasaan murni dalam diam tanpa luahan
bangkit dan berdirilah berlarilah di datar kasih biar merimbun bebunga cinta yang tiada dusta biar mekar kuntuman sayang tiada curiga kerana segala ketentuan ini dariNYA jua
akan mengertikah mereka Aku: dalam sabar terukir cinta berdendam Kau: dalam diam terpahat cinta dan sayang yang aku tak pasti kerana di situ kau masih berdiri dan menanti tanpa janji
|
|
|
Post by sanggabuana on Jan 15, 2005 9:49:04 GMT -5
Aku, adalah bagian terkecil dari seper-sekian hidupnya. Sementara dia, adalah unsur terbesar dalam sejarah hidupku.
Aku, bagaikan sehelai rambut alisnya, yang walaupun berharga, tapi serasa tanpa makna, karena dia akan tetap mampu memandang nun jauh kesana, tanpa perlu menyadari bahwa ada helai rambut alisnya yang jatuh. Sedangkan dia ... dia adalah retina mataku, untukku dapat terus melihat, dia adalah paru-paruku, untukku dapat terus hidup, dia adalah juga jantungku untukku dapat terus hidup.
Kalau aku hanya sebagai pelengkap makanan paginya, dirinya adalah menu utamaku disetiap kesempatan makan malam dan siang.
Untuknya, aku hanya berarti pada saat dia ingin membuatku tampak berarti, Tapi buatku, dia sungguh berarti, setiap saat dan setiap waktu, untukku berbagi tawa, berbagi cerita dan kadang berbagi duka.
aku ingin selalu didekatnya, menikmati kelembutan sikapnya, dan merasakan hangat pengertiannya... entah...aku tak pernah bisa mengerti apa arti yg sebenarnya...
|
|
eDDa
Full Member
Posts: 151
|
Post by eDDa on Jan 18, 2005 20:33:26 GMT -5
salam
aku dilahirkan seiring tangisan aku dibesarkan dengan linangan airmata aku membesar dengan deraian airmata aku berjaya dengan aliran airmata dan aku tugukan hidup ini agar menjadi bahagia juga dengan airmataku dan betapa bernilainya airmata dalam hidupku
|
|
|
Post by sanggabuana on Jan 19, 2005 9:50:08 GMT -5
bila melewatimu angan terasa cepat mengalir bersama deru angin
bila aku kembali menatap rumput ilalang bergorang di tiup bibir angin
masa... pagi dan senja saling menyapa melewati penatnya hari bercumbu di atas gubuk langit
|
|
eDDa
Full Member
Posts: 151
|
Post by eDDa on Jan 23, 2005 0:51:32 GMT -5
bila kusingkap kembali pada lembar-lembar kenangan bersama rindu menerpaku mengenangkan manisnya titis-titis katamu kau bisikkan padaku
bila kutoleh kembali pada saat-saat kau memujukku dan menyapu airmata di pipiku rindu menyapaku akan kelembutan jejarimu
bila kuterdengar nyanyian cengkerik malam ah...rindu tertalu-talu akan dirimu terdengar kembali akan tawamu yand sering menjadi mengubat dukaku
|
|
|
Post by sanggabuana on Jan 24, 2005 9:39:46 GMT -5
setelah sajak ini selesai kau baca senyap akan mengendap gema memanjang, dan bayang-bayang tak bisa lagi kau tepiskan
jalanan yang kubentangkan di antara kita lahir dari gerimis dan api menjadi cakrawala dan laut yang tak bisa kau pastikan ombaknya
tak ada tempat bagi perihmu aku pun cuma sebuah pintu dari mana kau akan masuk lalu terus menerus mencari dan kehilangan
mungkin kelak kau akan bertanya, "mengapa sunyi hilang tepi."
ketika itulah kau akan mengerti terkadang harus ada sesuatu yang disembunyikan bahkan dari hati dan puisi
|
|
|
Post by sanggabuana on Jan 24, 2005 10:30:06 GMT -5
Dunia ini berhias sejuta keindahan Eloknya rupa dan pribadi setiap wanita Kuakui memang kunikmati itu semua Suatu yang wajar itu yang kurasa Kuakui memang tak selalu setia padamu Cuma hati yang singgah dan cepat berlalu Kutahu yang kurasa hanya suka Bukanlah cinta nyatanya ku slalu kembali ke hatimu Selalu kucoba menjaga utuhnya cintaku,cintamu Aku mungkin tak berhati sempurna tapi pasti ku tetap milikmu Aku mungkin lukai hatimu tapi ini bukan inginku bukan maksudku Seperti malam yang kelam membutuhkan berjuta bintang Namun hanya satu saja rembulan yang kan bersinar di sana Inilah diriku apa adanya seperti kuda pacu yang selalu berlaga Tapi itu semua selalu membawaku kembali ke pelukanmu selamanya ...maafkan aku...
|
|
eDDa
Full Member
Posts: 151
|
Post by eDDa on Jan 25, 2005 22:50:30 GMT -5
dijanjikan?
hati pernah berkata diri pernah berjanji ada keinginan yang pasti ingin digenggam tak dilepaskan dan...dalam genggaman tak kubiar menjadi debu sebelum menjadi milikku
|
|
eDDa
Full Member
Posts: 151
|
Post by eDDa on Jan 25, 2005 22:57:46 GMT -5
cinta ibarat hadirnya rembulan bisa menerangi sebuah perasaan membarakan kasih dan sayang tapi tak kekal cahaya bulan akan hilang bila siang mendatang cinta ibarat kuntuman mawar mewangi segar ditangkai tapi tak lama akan layu setelah madu duisap kumbang
aku sebenarnya keliru definisimu tentang rasa cinta sayang dan rindumu padaku aku kekadang mahu berhenti dari berlari bersamamu kerana adakala kau mau pimpin tanganku kekadang kau biarkan aku tertinggal di belakangmu dan semalam setelah kau tinggalkan aku kau hadir dengan keselambaanmu seolah selama ketiadaanmu tak meresahkan aku menanti dalam rindu
salam
|
|