Post by penasenja on Sept 19, 2005 6:06:54 GMT -5
Assalamualaikum,
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha
Mengasihani.
Mereka (orang-orang Islam umatmu) meminta fatwa
kepadamu (Wahai Muhammad mengenai masalah Kalaalah).
Katakanlah: Allah memberi fatwa kepada kamu di dalam
perkara Kalaalah itu, iaitu jika seseorang mati yang
tidak mempunyai anak dan dia mempunyai seorang saudara
perempuan, maka bagi saudara perempuan itu satu perdua
dari harta yang ditinggalkan oleh si mati dan dia
pula (saudara lelaki itu) mewarisi (semua harta)
saudara perempuannya, jika saudara perempuannya tidak
mempunyai anak.
Kalau pula saudara perempuannya itu dua orang, maka
keduanya mendapat dua pertiga dari harta yang di
tinggalkan oleh si mati dan sekiranya mereka
(saudara-saudaranya itu) ramai, lelaki dan perempuan,
maka bahagian seorang lelaki menyamai bahagian dua
orang perempuan.
Allah menerangkan (hukum ini) kepada kamu supaya kamu
tidak sesat dan (ingatlah) Allah Maha Mengetahui akan
tiap-tiap sesuatu.
[SURAH AN-NISAA' Ayat 176]
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Termasuk Iman Kepada Allah: Sabar Atas Segala
Takdirnya
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
Firman Allah Ta'ala (artinya):
"Tiada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang
kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang
beriman
kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada
hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(At-Taghabun: 11)
'Alqamah ('Alqamah bin Qais bin 'Abdullah bin Malik
An-Nakha'i. Salah seorang tokoh dari ulama tabi'in.
Dilahirkan pada masa hidup Nabi Shallallahu 'alaihi wa
Sallam. Meninggal th. 62 H / 681M) menafsirkan iman
yang tersebut dalam ayat ini dengan mengatakan:
"Yaitu: orang ketika ditimpa musibah ia meyakini bahwa
itu semua dari Allah, maka ia pun ridha dan pasrah
(atas takdir-Nya)."
Diriwayatkan dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah
Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu
'alaihi
wa sallam bersabda:
"Ada dua perkara masih dilakukan orang, padahal
kedua-duanya adalah kufur, yaitu: mencela keturunan
dan meratapi orang mati."
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits marfu'
dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'anhu:
"Tidak termasuk golongan kami orang yang memukul-mukul
pipi, merobek-robek pakaian dan menyeru dengan seruan
jahiliyah."
Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang
hamba-Nya maka Dia menyegerakan hukuman baginya di
dunia; sedang apabila Allah menghendaki keburukan
pada seorang hamba-Nya maka Dia menangguhkan dosanya
sampai Dia penuhi balasannya nanti di hari Kiamat."
HR At-Tirmidzi dan Al-Hakim)
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sungguh, besarnya pahala setimpal dengan besarnya
cobaan; dan sungguh, Allah Ta'ala apabila mencintai
suatu kaum, diuji-Nya mereka dengan cobaan. Untuk
itu, barangsiapa yang ridha maka baginya keridhaan
dari Allah, sedang barangsiapa yang marah maka
baginya kemarahan dari Allah." (Hadits hasan, menurut
At-Tirmidzi)
Kandungan tulisan ini:
Tafsiran ayat dalam surah At-Taghabun. Ayat ini
menunjukkan keutamaan sabar atas segala takdir Allah
yang pahit, seperti musibah; dan menunjukkan pula
bahwa amal termasuk dalam pengertian iman.
Sabar terhadap segala cobaan termasuk iman kepada
Allah.
Disebutkan hukum tentang perbuatan mencela keturunan.
Ancaman keras terhadap orang yang memukul-mukul pipi,
merobek-robek pakaian dan menyeru dengan seruan
jahiliyah (karena meratapi orang mati).
Tanda apabila Allah menghendaki kebaikan kepada
hamba-Nya.
Tanda apabila Allah menghendaki keburukan kepada
hamba-Nya.
Tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya.
Dilarang bersikap marah dan tidak sabar atas cubaan
yang diujikan Allah.
Pahala bagi orang yang redha atas cubaannya.
Semuga memberi manafaat
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dipetik daripada buku: "Kitab Tauhid" karangan Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab.
Penerbit: Jabatan Kerjasama Da'wah dan Bimbingan
Islam, Riyadh 1418 H.
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha
Mengasihani.
Mereka (orang-orang Islam umatmu) meminta fatwa
kepadamu (Wahai Muhammad mengenai masalah Kalaalah).
Katakanlah: Allah memberi fatwa kepada kamu di dalam
perkara Kalaalah itu, iaitu jika seseorang mati yang
tidak mempunyai anak dan dia mempunyai seorang saudara
perempuan, maka bagi saudara perempuan itu satu perdua
dari harta yang ditinggalkan oleh si mati dan dia
pula (saudara lelaki itu) mewarisi (semua harta)
saudara perempuannya, jika saudara perempuannya tidak
mempunyai anak.
Kalau pula saudara perempuannya itu dua orang, maka
keduanya mendapat dua pertiga dari harta yang di
tinggalkan oleh si mati dan sekiranya mereka
(saudara-saudaranya itu) ramai, lelaki dan perempuan,
maka bahagian seorang lelaki menyamai bahagian dua
orang perempuan.
Allah menerangkan (hukum ini) kepada kamu supaya kamu
tidak sesat dan (ingatlah) Allah Maha Mengetahui akan
tiap-tiap sesuatu.
[SURAH AN-NISAA' Ayat 176]
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Termasuk Iman Kepada Allah: Sabar Atas Segala
Takdirnya
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
Firman Allah Ta'ala (artinya):
"Tiada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang
kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang
beriman
kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada
hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(At-Taghabun: 11)
'Alqamah ('Alqamah bin Qais bin 'Abdullah bin Malik
An-Nakha'i. Salah seorang tokoh dari ulama tabi'in.
Dilahirkan pada masa hidup Nabi Shallallahu 'alaihi wa
Sallam. Meninggal th. 62 H / 681M) menafsirkan iman
yang tersebut dalam ayat ini dengan mengatakan:
"Yaitu: orang ketika ditimpa musibah ia meyakini bahwa
itu semua dari Allah, maka ia pun ridha dan pasrah
(atas takdir-Nya)."
Diriwayatkan dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah
Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu
'alaihi
wa sallam bersabda:
"Ada dua perkara masih dilakukan orang, padahal
kedua-duanya adalah kufur, yaitu: mencela keturunan
dan meratapi orang mati."
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits marfu'
dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'anhu:
"Tidak termasuk golongan kami orang yang memukul-mukul
pipi, merobek-robek pakaian dan menyeru dengan seruan
jahiliyah."
Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang
hamba-Nya maka Dia menyegerakan hukuman baginya di
dunia; sedang apabila Allah menghendaki keburukan
pada seorang hamba-Nya maka Dia menangguhkan dosanya
sampai Dia penuhi balasannya nanti di hari Kiamat."
HR At-Tirmidzi dan Al-Hakim)
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sungguh, besarnya pahala setimpal dengan besarnya
cobaan; dan sungguh, Allah Ta'ala apabila mencintai
suatu kaum, diuji-Nya mereka dengan cobaan. Untuk
itu, barangsiapa yang ridha maka baginya keridhaan
dari Allah, sedang barangsiapa yang marah maka
baginya kemarahan dari Allah." (Hadits hasan, menurut
At-Tirmidzi)
Kandungan tulisan ini:
Tafsiran ayat dalam surah At-Taghabun. Ayat ini
menunjukkan keutamaan sabar atas segala takdir Allah
yang pahit, seperti musibah; dan menunjukkan pula
bahwa amal termasuk dalam pengertian iman.
Sabar terhadap segala cobaan termasuk iman kepada
Allah.
Disebutkan hukum tentang perbuatan mencela keturunan.
Ancaman keras terhadap orang yang memukul-mukul pipi,
merobek-robek pakaian dan menyeru dengan seruan
jahiliyah (karena meratapi orang mati).
Tanda apabila Allah menghendaki kebaikan kepada
hamba-Nya.
Tanda apabila Allah menghendaki keburukan kepada
hamba-Nya.
Tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya.
Dilarang bersikap marah dan tidak sabar atas cubaan
yang diujikan Allah.
Pahala bagi orang yang redha atas cubaannya.
Semuga memberi manafaat
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dipetik daripada buku: "Kitab Tauhid" karangan Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab.
Penerbit: Jabatan Kerjasama Da'wah dan Bimbingan
Islam, Riyadh 1418 H.