Post by penasenja on Mar 22, 2005 5:16:59 GMT -5
Takut Kepada Syirik (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab)
Firman Allah 'Azza wa Jalla:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik,
tetapi Dia mengampuni segala dosa selain (syirik) itu
bagi siapapun yang d**ehendaki-Nya." (An-Nisaa': 116)
Al-Khalil Ibrahim 'alaihissalam berkata:
"...dan jauhkanlah aku dan anak cucuku dari
(perbuatan) menyembah berhala-berhala." (Ibrahim: 35)
Diriwayatkan dalam satu hadits, Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: "Sesuatu yang paling aku
khawatirkan kepada kamu sekalian adalah perbuatan
syirik kecil. Ketika ditanya tentang maksudnya, beliau
menjawab: Yaitu riya'." (HR Ahmad, Ath-Thabarani, Ibnu
Abid-Dunya dan Al Baihaqi dalam kitab Az-Zuhd)
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Barang siapa mati dalam keadaan menyembah sesembahan
selain Allah, masuklah ia ke dalam neraka." (HR
Bukhari)
Muslim meriwayatkan dari Jabir radhiyallahu 'anhu
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
"Barang siapa menemui Allah (mati) dalam keadaan tidak
berbuat syirik kepada-Nya sedikit pun, pasti masuk
surga, tetapi barang siapa menemui-Nya (mati) dalam
keadaan berbuat sesuatu syirik kepada-Nya, pasti masuk
neraka."
Kandungan tulisan ini:
Syirik adalah perbuatan dosa yang harus ditakuti dan
dijauhi.
Riya' termasuk perbuatan syirik.
Riya' termasuk syirik ashghar (kecil).
Syirik ada 2 macam:
Syirik akbar (besar) yaitu memperlakukan sesuatu
selain Allah sama dengan Allah, dalam hal-hal yang
merupakan hak khusus bagi-Nya.
Syirik ashghar (kecil) yaitu perbuatan yang disebutkan
dalam Al Qur'an dan Hadits sebagai suatu syirik tetapi
belum sampai ke tingkat syirik akbar.
Adapun perbedaan antara keduanya:
Syirik akbar menghapuskan seluruh amal, sedangkan
syirik ashghar hanya menghapuskan amal yang
disertainya
saja.
Syirik akbar mengakibatkan pelakunya kekal di dalam
neraka, sedang syirik ashghar tidak sampai demikian.
Syirik akbar menjadikan pelakunya keluar dari Islam,
sedang syirik ashghar tidak menyebabkan keluar dari
Islam.
Syirik ashghar ini adalah perbuatan dosa yang paling
dikhawatirkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam terhadap para sahabat, padahal mereka ini
adalah
orang-orang shaleh.
Surga dan neraka adalah dekat.
Dekatnya surga dan neraka telah sama-sama disebutkan
dalam satu hadits.
Barangsiapa mati dalam keadaan tidak berbuat syirik
kepada Allah sedikitpun pasti masuk surga. Tetapi
barangsiapa mati dalam keadaan berbuat sesuatu syirik
kepada-Nya, pasti masuk neraka, sekalipun dia termasuk
orang
yang paling banyak ibadahnya.
Masalah penting yaitu: bahwa Nabi Ibrahim memohon
kepada Allah untuk diri dan anak cucunya supaya
dijauhkan
dari perbuatan menyembah berhala.
Nabi Ibrahim mengambil pelajaran dari keadaan sebagian
besar manusia, yaitu bahwa mereka itu adalah
sebagaimana kata beliau: "Tuhanku! Sesungguhnya
berhala-berhala
itu telah menyesatkan banyak manusia..." (Ibrahim: 36)
Tafsiran kalimat Laa ilaha illa Allah, sebagaimana
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, yaitu:
pembersihan diri dari syirik dan pemurnian ibadah
kepada
Allah.
Keutamaan orang yang dirinya bersih dari syirik.
Dikutip dari buku: "Kitab Tauhid" karangan Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab.
Firman Allah 'Azza wa Jalla:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik,
tetapi Dia mengampuni segala dosa selain (syirik) itu
bagi siapapun yang d**ehendaki-Nya." (An-Nisaa': 116)
Al-Khalil Ibrahim 'alaihissalam berkata:
"...dan jauhkanlah aku dan anak cucuku dari
(perbuatan) menyembah berhala-berhala." (Ibrahim: 35)
Diriwayatkan dalam satu hadits, Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: "Sesuatu yang paling aku
khawatirkan kepada kamu sekalian adalah perbuatan
syirik kecil. Ketika ditanya tentang maksudnya, beliau
menjawab: Yaitu riya'." (HR Ahmad, Ath-Thabarani, Ibnu
Abid-Dunya dan Al Baihaqi dalam kitab Az-Zuhd)
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Barang siapa mati dalam keadaan menyembah sesembahan
selain Allah, masuklah ia ke dalam neraka." (HR
Bukhari)
Muslim meriwayatkan dari Jabir radhiyallahu 'anhu
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
"Barang siapa menemui Allah (mati) dalam keadaan tidak
berbuat syirik kepada-Nya sedikit pun, pasti masuk
surga, tetapi barang siapa menemui-Nya (mati) dalam
keadaan berbuat sesuatu syirik kepada-Nya, pasti masuk
neraka."
Kandungan tulisan ini:
Syirik adalah perbuatan dosa yang harus ditakuti dan
dijauhi.
Riya' termasuk perbuatan syirik.
Riya' termasuk syirik ashghar (kecil).
Syirik ada 2 macam:
Syirik akbar (besar) yaitu memperlakukan sesuatu
selain Allah sama dengan Allah, dalam hal-hal yang
merupakan hak khusus bagi-Nya.
Syirik ashghar (kecil) yaitu perbuatan yang disebutkan
dalam Al Qur'an dan Hadits sebagai suatu syirik tetapi
belum sampai ke tingkat syirik akbar.
Adapun perbedaan antara keduanya:
Syirik akbar menghapuskan seluruh amal, sedangkan
syirik ashghar hanya menghapuskan amal yang
disertainya
saja.
Syirik akbar mengakibatkan pelakunya kekal di dalam
neraka, sedang syirik ashghar tidak sampai demikian.
Syirik akbar menjadikan pelakunya keluar dari Islam,
sedang syirik ashghar tidak menyebabkan keluar dari
Islam.
Syirik ashghar ini adalah perbuatan dosa yang paling
dikhawatirkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam terhadap para sahabat, padahal mereka ini
adalah
orang-orang shaleh.
Surga dan neraka adalah dekat.
Dekatnya surga dan neraka telah sama-sama disebutkan
dalam satu hadits.
Barangsiapa mati dalam keadaan tidak berbuat syirik
kepada Allah sedikitpun pasti masuk surga. Tetapi
barangsiapa mati dalam keadaan berbuat sesuatu syirik
kepada-Nya, pasti masuk neraka, sekalipun dia termasuk
orang
yang paling banyak ibadahnya.
Masalah penting yaitu: bahwa Nabi Ibrahim memohon
kepada Allah untuk diri dan anak cucunya supaya
dijauhkan
dari perbuatan menyembah berhala.
Nabi Ibrahim mengambil pelajaran dari keadaan sebagian
besar manusia, yaitu bahwa mereka itu adalah
sebagaimana kata beliau: "Tuhanku! Sesungguhnya
berhala-berhala
itu telah menyesatkan banyak manusia..." (Ibrahim: 36)
Tafsiran kalimat Laa ilaha illa Allah, sebagaimana
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, yaitu:
pembersihan diri dari syirik dan pemurnian ibadah
kepada
Allah.
Keutamaan orang yang dirinya bersih dari syirik.
Dikutip dari buku: "Kitab Tauhid" karangan Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab.