|
Post by sanggabuana on Jul 20, 2005 11:08:48 GMT -5
Bila angin kehilangan desirnya daun-daun kering takkan mau meluruhkan tubuhnya
Bila langit kehilangan kebiruannya burung-burung takkan mau mengepakkan sayapnya
Bila sungai kehilangan kejernihannya ikan-ikan takkan mau mengibaskan ekornya
Bila bulan kehilangan sinarnya malam-malam akan gelap tanpa cahaya
Bila hutan kehilangan pohon-pohon hewan-hewan kehilangan tempat tinggalnya
Bila bukit kehilangan kehijauannya sungai-sungai akan kering selamanya
Bila petani kehilangan sawah ladangnya kanak-kanak akan menitikkan air mata
Bila manusia kehilang kemanusiaannya alam semesta akan tertimpa bencana dan bertanya angin kering "Perlukah memanusiakan manusia?".
|
|
|
Post by sanggabuana on Jul 20, 2005 11:15:58 GMT -5
Rinduku terpahat dalam batu suaraku mengalir bersama air bertebaran menjadi bunga-bunga keabadian.
Aku patrikan diriku pada alam cinta,tembang,lara,berlagu di pucuk cemara angin semilir padamkan gelora.
Aku tak,kaupun tak,kita tak paham bagaimana laut dengan cintanya mematrikan diri pada tebing terjal.
Aku ingin belah sepi tatkala bulan bersemi tapi kemana kan kupautkan rindu ketika air tak lagi bergemericik jernih.
Kepada alam jiwaku bermalam
|
|
|
Post by sanggabuana on Jul 20, 2005 11:24:58 GMT -5
hendak kemana burung yang luka istirahatlah dulu saja dalam sangkar sementara hingga kering luka yang kau derita
hendak kemana burung yang luka tinggal disini saja kita bisa bersama bermain tralala di luar tak ada lagi yang bisa kau mangsa sawah telah di tanami gedung-gedung raksasa hutan rimba sudah langka di angkasa pun hanya ada mega dan bianglala tak usah mengembara nanti kembali terluka!
|
|
|
Post by sanggabuana on Jul 20, 2005 11:29:37 GMT -5
dipepohonan burung-burung belajar berbicara dengan lidah kecilnya, tapi aku tak mengerti, dilaut ikan-ikan belajar terbang dengan sayap yang keperak-perakan, tapi aku tak mengerti. karena aku hanyalah hutan kecil yang tak tahu kenapa ditanam dialam untuk dimusnahkan.
|
|
|
Post by sanggabuana on Jul 23, 2005 9:20:06 GMT -5
di pepohonan aku tahu, burung-burung mencuba berbicara dengan lidah kecilnya, yang menyimpan beribu rahsia. tapi akankah aku mengerti apa yang d**eluhkannya? di laut aku tahu ikan-ikan terbang dengan sayap yang keperak-perakan, kian kemari tak tentu arah. tapi akankah aku mengerti apa yang di resahkannya? kerana aku sendiri hanyalah seekor katak kecil yang tak lagi bisa berlindung diantara akar-akar yang dulu perkasa sekarang hilang tak berbekas.
|
|
|
Post by sanggabuana on Jul 23, 2005 9:48:28 GMT -5
Katanya kalian adalah tanganNya untuk kami Nyatanya kalian hanya panjang tangan Malang melintang di hutan kami Menebar benci dan dengki
Katanya ajaran yang di amanatkan kepada kalian adalah cinta kasih Nyatanya sekedar cinta pada diri yang tak terkendali Katanya kalian pencinta alam Nyatanya sekedar suka bercinta dengan alam
Dari kami kalian berasal Tapi kami asing dengan kalian Kalian toreh kulit kayu dan batu kami "hanya tuk sekedar nama-nama kecil
Jinjinglah terompahmu Injaklah kaki di batu-batu kecil kami yang memberi refleksi Berwudhu'lah di air kami Basuh mukamu sepuas syukurmu
Syukur jauh dari sekedar memuji-Nya Syukur jauh dari sekedar menikmati Makanlah dengan tangan telanjang di tepi kolam kami Bersama teratai,capung,burung,katak dan burung-burung kami Bersatulah dengan kami
Binalah tempat berpijakmu ini Niscaya akan kami mintakan kepadaNya Pemilik jagad ini "tuk meneguhkan kedudukanmu dimuka bumi
Sampai suatu saat, Kami kehilangan dari pandanganmu Karena kami hanya segelintir ayat-Nya Di jagad-Nya yang luas ini
|
|
|
Post by sanggabuana on Jul 23, 2005 10:19:10 GMT -5
aku adalah seekor burung mungkin engkau talah lama mengenalku kerna aku sering menggodamu pagi hari tak peduli apakah engkau sedang bercumbu dengan mimpi
aku adalah seekor burung mungkin engkau tahu tentang aku yang tak pernah lelah berceloteh yang tak pernah bosan berkencan dengan dahan-dahan dan dedaunan
aku adalah seekor burung dulu,memang aku selalu begitu terbang mengarak darah dan harapan kepak sayap sarat angan-angan masa depan sementara paruhku tak pernah kubiarkan menyimpan keluh-kesah
tapi,O siapakah gerangan yang diam-diam mengubur arti dulu membungkam mulutku dan menyekat suaraku hingga aku tak mampi lagi bersenandung padahal dalam benakku masih kusimpan rindu melagukan nyanyian
setelah aku kehilangan pepohonan tempat bercanda bersama teman-teman haruskah sekarang aku kehilangan kehidupan ah,laras senjatamu itu belum jera juga menguliti kebebasanku
entahlah telah berapa banyak nyawa sesamaku yang terampas di terjang tangan-tangan gagah ditelan langkah-langkah pongah
sebenarnya,aku masih ingin akrab dengan matahari mengadukan segala rupa persoalan tapi,begitulah akhirnya hari-hariku di sini kian tak utuh
biarlah,kukabarkan pada dunia bahwa sekarang di sini aku adalah seekor burung yang menanti jatuh
|
|
|
Post by sanggabuana on Jul 28, 2005 9:08:27 GMT -5
mesranya sapaan angin menjamah tubuhku yang gersang terbangkan semua kegersangan
cakrawala tampil cemerlang berselendang pelangi bumbui kemegahan alam
gemuruh ombak berkejaran di pantai perjuangan yang tiada putus sempat bangkitkan semangatku nyalakan nyaliku dari tidur panjangku
hamparan hijau tergelar berpagar sungai peluntur kelelahan berdinding gunung perkasa tegar menyongsong zaman
kulahap kenikmatan yang hadir dengan segenap inderaku keindahan alam begitu sempurna sulit tergambarkan lewat taburan kata istana raya penuh kedamaian kandung selaksa kasiat ubat penolak duka pendobrak kepengapan
gema alunan burung bervokal serukan tembang kedamaian keantero jagat gemerlapan peredam gejolak emosi peluruh keangkuhan
sekeluarga kelinci berpesta diatas permadani hijau berselimut kebahgiaan
panoramanya alam kian gemilang matapun enggan berlalu serasa berenang di telaga kedamaian
|
|
|
Post by sanggabuana on Jul 28, 2005 9:23:28 GMT -5
bilamana aku dapat bermimpi berjumpa dengan ibu akan kubawakan sebidang tanah penuh bunga kuajak ia berjalan dalam hamparan flamboyan lalu dari atas dahan kuperintahkan seribu burung beryanyi tentang embun dan sinar mentari
bilamana ibu bersedih,akan kuhibur ia sambil melihat lucunya kumbang cumbui kembang ditaman lalu kubiarkan seribu kupu-kupu berterbangan diatas rambutnya yang bermahkota pelangi
bilamana ibu letih,kan kukumpulkan butiran embun dari pucuk-pucuk daun.dan kutaburkan pada tiap langkahnya agar ibu merasa sejuk.lalu kubawa ibu menanam masa depanku dalam warna bunga agar ibu bangga anaknya lahir dinegeri daun yang hijau penuh kicau
bilamana nanti ibu tertidur kan kupagari ia dengan kemilau doa dan kuajak burung-burung menjaganya dari gemuruh dunia luar
bilamana ibu bertanya mengapa aku mengirim keindahan hanya dalam mimpi,akan kukatakan pada ibu bahwa hanya lewat mimpi anaknya bisa memberikan kebahagiaan.kerna dinegeri yang kini hilang wangi, telah tumbuh pohon-pohon berakar besi,kembang plastik,binatang yang di mumikanserta gemuruh pabrik yang memproduksi polusi.biar ibu tahu negeri yang subur telah hilang dalam peta.
|
|