|
Post by sanggabuana on Jul 20, 2005 10:48:46 GMT -5
melalui gelita kau cangkuli sukmaku esok lusa kautebar biji diatas lumpur timbunan nestapa
menatap lentera kau tunggui aku langitku manis gelap tak lama ikuti waspada iramanya
kau olah gelisah kusajikan padamu betapa kau geli pengatur lakonku
pasangan jauh rezeki lambat serasa bintang menangis apinya
ku ingat kodrat lelawa buta kau tuntun juga begini gelapnya
kalau kau senyum angin menari si nakal mujur menyanyi lagi.
|
|
|
Post by sanggabuana on Jul 28, 2005 9:32:40 GMT -5
seperti pulau kecil merindukan kapal engkau menunggu aku pulang dari mengembara sementara seperti kapal tanpa muatan aku terumbang-ambing dujalan pulang
tak ada barang-barang bagus kubawakan dari seberang bahkan modal yang dulu kau bawakan habis tandas di negeri orang
pulau kecilku,pulau kecilku kalau aku sampai lagi di pelukanmu mungkin hanya rindu yang kuberikan untukmu
|
|
|
Post by sanggabuana on Jul 28, 2005 9:35:03 GMT -5
hatiku adalah danau yang semakin jernih bersamamu
tak ada lagi daunan gugur kedalamnya dan wajahmu semakin jelas terlukis disana
|
|
|
Post by sanggabuana on Aug 9, 2005 10:36:32 GMT -5
kita perlu pasangan yang bisa kasih ciuman pada waktu merasa gagal letih dan kecewa kita perlu pasangan yang bisa membuat sadar pada waktu berbuat salah dan memuji jika berjaya
bagaikan matahari perlu langit laki memerlukan isteri untuk di hangatkan,disenangkan sementara dengan lembutnya langit merawat matahari memberikan rasa punya arti bisa terbut pada waktunya dan mengurai warna waktu senja.
|
|