Post by penasenja on Mar 10, 2005 6:15:14 GMT -5
> > Ketika ibu saya berkunjung, ibu mengajak saya
> untuk shopping bersamanya
> > kerana dia menginginkan sepasang kurung yg baru.
> Saya sebenarnya tidak
> > suka pergi membeli belah bersama dengan orang
> lain, dan saya bukanlah
> > orang yang sabar, tetapi walaupun demikian kami
> pergi juga ke pusat
> > membeli belah tersebut. Kami mengunjungi setiap
> butik yang menyediakan
> > pakaian wanita, dan ibu saya mencuba sehelai demi
> sehelai pakaian dan
> > mengembalikan semuanya. Seiring hari yang berlalu,
> saya mulai penat dan
> > kelihatan jelas riak2 kecewa di wajah ibu.
> Akhirnya pada butik terakhir
> > yang kami kunjungi, ibu saya mencuba satu baju
> kurung yang cantik . Dan
> > kerna ketidaksabaran saya, maka untuk kali ini
> saya ikut masuk dan
> > berdiri bersama ibu saya dalam fitting room, saya
> melihat bagaimana ibu
> > mencuba pakaian tersebut, dan dengan susah mencuba
> untuk mengenakannya.
> > Ternyata tangan-tangannya sudah mulai dilumpuhkan
> oleh penyakit radang
> > sendi dan sebab itu dia tidak dapat melakukannya,
> seketika
> > ketidaksabaran saya digantikan oleh suatu rasa
> kasihan yang dalam
> > kepadanya. Saya berbalik pergi dan cuba
> menyembunyikan air mata yang
> > keluar tanpa saya sedari. Setelah saya mendapatkan
> ketenangan lagi, saya
> > kembali masuk ke fitting room untuk membantu ibu
> mengenakan pakaiannya.
> > Pakaian ini begitu indah, dan ibu membelinya.
> Shopping kami telah
> > berakhir, tetapi kejadian tersebut terukir dan
> tidak dapat kulupakan
> > dari ingatan . Sepanjang sisa hari itu, fikiran
> saya tetap saja kembali
> > pada saat berada di dalam fitting room tersebut
> dan terbayang tangan ibu
> > saya yang sedang berusaha mengenakan pakaiannya.
> Kedua tangan yang
> > penuh dengan kasih, yang pernah menyuapi,
> memandikan saya, memakaikan
> > baju, membelai dan memeluk saya, dan terlebih dari
> semuanya, berdoa
> > untuk saya, sekarang tangan itu telah menyentuh
> hati saya dengan cara
> > yang paling berbekas dalam hati saya. Kemudian
> pada malam harinya saya
> > pergi e kamar ibu saya mengambil tangannya, lantas
> menciumnya ... dan
> > yang membuatnya terkejut, saya memberitahunya
> bahwa bagi saya kedua
> > tangan tersebut adalah tangan yang paling indah di
> dunia ini. Saya
> > sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membuat saya
> dapat melihat dengan
> > sejelasnya, betapa bernilai dan berrharganya kasih
> sayang yang penuh
> > pengorbanan dari seorang ibu. Saya hanya dapat
> berdoa bahwa suatu hari
> > kelak tangan saya dan hati saya akan memiliki
> keindahannya tersendiri.
> > Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala
> ciptaan Tuhan yang begitu
> > agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi
> keindahan tangan Ibu...
> > With Love to All Mother " JIKA KAMU MENCINTAI IBU
> MU KIRIMLAH CERITA INI
> > KEPADA ORANG LAIN, AGAR SELURUH ORANG DIDUNIA INI
> DAPAT MENCINTAI DAN
> > MENYAYANGI IBUNYA".
> >
> >
> > Note: Berbahagialah yang masih memiliki Ibu. Dan
> lakukanlah yang terbaik
> > untuknya...........
> untuk shopping bersamanya
> > kerana dia menginginkan sepasang kurung yg baru.
> Saya sebenarnya tidak
> > suka pergi membeli belah bersama dengan orang
> lain, dan saya bukanlah
> > orang yang sabar, tetapi walaupun demikian kami
> pergi juga ke pusat
> > membeli belah tersebut. Kami mengunjungi setiap
> butik yang menyediakan
> > pakaian wanita, dan ibu saya mencuba sehelai demi
> sehelai pakaian dan
> > mengembalikan semuanya. Seiring hari yang berlalu,
> saya mulai penat dan
> > kelihatan jelas riak2 kecewa di wajah ibu.
> Akhirnya pada butik terakhir
> > yang kami kunjungi, ibu saya mencuba satu baju
> kurung yang cantik . Dan
> > kerna ketidaksabaran saya, maka untuk kali ini
> saya ikut masuk dan
> > berdiri bersama ibu saya dalam fitting room, saya
> melihat bagaimana ibu
> > mencuba pakaian tersebut, dan dengan susah mencuba
> untuk mengenakannya.
> > Ternyata tangan-tangannya sudah mulai dilumpuhkan
> oleh penyakit radang
> > sendi dan sebab itu dia tidak dapat melakukannya,
> seketika
> > ketidaksabaran saya digantikan oleh suatu rasa
> kasihan yang dalam
> > kepadanya. Saya berbalik pergi dan cuba
> menyembunyikan air mata yang
> > keluar tanpa saya sedari. Setelah saya mendapatkan
> ketenangan lagi, saya
> > kembali masuk ke fitting room untuk membantu ibu
> mengenakan pakaiannya.
> > Pakaian ini begitu indah, dan ibu membelinya.
> Shopping kami telah
> > berakhir, tetapi kejadian tersebut terukir dan
> tidak dapat kulupakan
> > dari ingatan . Sepanjang sisa hari itu, fikiran
> saya tetap saja kembali
> > pada saat berada di dalam fitting room tersebut
> dan terbayang tangan ibu
> > saya yang sedang berusaha mengenakan pakaiannya.
> Kedua tangan yang
> > penuh dengan kasih, yang pernah menyuapi,
> memandikan saya, memakaikan
> > baju, membelai dan memeluk saya, dan terlebih dari
> semuanya, berdoa
> > untuk saya, sekarang tangan itu telah menyentuh
> hati saya dengan cara
> > yang paling berbekas dalam hati saya. Kemudian
> pada malam harinya saya
> > pergi e kamar ibu saya mengambil tangannya, lantas
> menciumnya ... dan
> > yang membuatnya terkejut, saya memberitahunya
> bahwa bagi saya kedua
> > tangan tersebut adalah tangan yang paling indah di
> dunia ini. Saya
> > sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membuat saya
> dapat melihat dengan
> > sejelasnya, betapa bernilai dan berrharganya kasih
> sayang yang penuh
> > pengorbanan dari seorang ibu. Saya hanya dapat
> berdoa bahwa suatu hari
> > kelak tangan saya dan hati saya akan memiliki
> keindahannya tersendiri.
> > Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala
> ciptaan Tuhan yang begitu
> > agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi
> keindahan tangan Ibu...
> > With Love to All Mother " JIKA KAMU MENCINTAI IBU
> MU KIRIMLAH CERITA INI
> > KEPADA ORANG LAIN, AGAR SELURUH ORANG DIDUNIA INI
> DAPAT MENCINTAI DAN
> > MENYAYANGI IBUNYA".
> >
> >
> > Note: Berbahagialah yang masih memiliki Ibu. Dan
> lakukanlah yang terbaik
> > untuknya...........