|
Post by sanggabuana on Jan 3, 2005 9:58:26 GMT -5
MENJELANG hari H,Nania masih saja sulit mengungkapkan alasannya,kenapa ia mau menikah dengan lelaki itu.Baru setelah menengok kebelakang,hari2 yg dilalui,gadis cantik itu sadar keheranan itu bukan milik pribadi,tetapi menjadi milik banyak orang;papa dan mama,kakak-kakak,tetanga dan teman2 nania. "kenapa?"tanya mereka dihari Nania mengantar surat undangan. Saat itu teman-teman baik nania sedang duduk di kedai menikmati hari-hari yg baru saja berlalu.Suasana sore dikampus sepi.Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu. Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah,lalu matanya berpijar bagaikan lampu 15watt.Dalam hatinya sibuk merangkai kata-kata yg barangkali berterbangan didalam pikiran melebihi kapasitas.Mulut Nania terbuka.Semua menunggu.Tapi tak ada apapun yg keluar dari sana.Ia hanya menarik nafas,mencuba bicara dan...menyadari ia tak punya kata-kata! Dulu gadis berwajah indo itu mengira,ia memiliki banyak jawapan,alasan detil dan spesifik,kenapa bersedia menikah dengan lelaki itu.Tapi kejadian dikampus itu adalah kali kedua Nania yg pintar berbicara,mendadak tak mampu berucap apa-apa.Yg pertama terjadi tiga bulan lalu,dalam acara keluarga,dimana semua berkumpul. "Kamu pasti bercanda!" Nania terkejut.Tapi melihat senyum yg tersungging diwajah kakak tertuanya,diikuti senyum serupa dari kakak kedua,tiga dan yg terakhir dari papa dan mama,membuat Nania menyimpulkan:mereka serius ketika mengira Nania bercanda.
|
|
|
Post by sanggabuana on Jan 3, 2005 10:29:48 GMT -5
Suasana tiba-tiba hening.Semua menatap Nania! heran. "Nania serius!" Tegasnya sambil menerka-nerka,apa lucunya jika Rafli memang melamarnya. "Tidak ada yg lucu,"suara papa tegas,"Papa hanya tak mengira Rafli berani melamar anak Papa yang paling cantik!" Nania tersenyum.Mengira kalimat Papa barusan adalah pertanda baik.Tapi pertanyaan Mama tiba- tiba menyentaknya. "Tapi Nania tidak serius dengan Rafli,kan?"Mama mengambil inisiatif bicara,masih seperti biasa dengan nada penuh wibawa,"Maksut Mama siapa saja boleh datang melamar siapapun,tapi jawapnya tidak harus iya kan?" Nania terkesima. "kenapa?" Sebab kamu gadis Papa yg paling cantik. Sebab kamu paling berprestasi,dibanding kami. Sebab masa depanmu cerah,sebentar laagi kamu meraih gelas insinyur.Bakatmu yg lain pun luar biasa.Nania sayang,kamu bisa mendapatkan laki manapun yang kamu mau! Nania memandangi mereka semua,orang-orang yg amat ia kasihi.Papa,kakak-kakak,daan terakhir mama.Takjub ngan rentetan panjang uraian mereka,atas satu kata'kenapa'yg barusan Nania ucapkan. "Nania cuma mau Rafli,"sahutnyaa singkat,dengan air mata mengambang d**elopak. Hari itu ia tahu,keluarganya sangat tak menyukai Rafli. "Tapi kenapa?" Sebab Rafli hanya laki biasa,dari keluarga biasa,dengan Pendidikan biasa,berpenampilan biasa,dengan Pekerjaan biasa dan gaji yg amat sangat biasa. Bergantian tiga saudara tua Nania mencuba membuka matanya. "Tak ada yg bisa dilihat pada dia,Nia!" Cukup! Dimana iman,dimana tawakal hingga begitu mudah menentukan masa depan seseorang dengan melihat pencapaian hari ini? Sayangnya,Nania lagi2 gagal membukaa mulut dan membela Rafli.Barangkali kerana Nania memang tidak tahu bagaimana harus membelanya.Gadis itu tidak punya fakta dan data lengkap yg bisa membuat Rafli tampak bersahaja.Nania hanya punya idealisme,berdasar perasaan yg telah membawa Nania menapaki hidup hingga umur23th.Dan nalurinya menerima rafli.Disampingnya Nania bahagia. Mereka akhirnya menikah.
|
|
|
Post by sanggabuana on Jan 3, 2005 11:11:05 GMT -5
Setahun pernikahan. orang-orang masih sering menanyakan hal itu,masih sering berbisik-bisik dibelakang Nania,apa sebenarnya yang ia lihat dari Rafli.jeleknya,Nania masih belum mampu juga menjelaskan kelebihan-kelebihan Rafli agar tampak dimata mereka. Nania hanya merasakan cinta yg begitu besar dari Rafli,begitu besarnya hingga Nania bisa merasakan hanya dari sentuhan tangan,tatapan mata,atau cara dia melayani Nania.Hal-hal sederhana yang membuat perempuan itu sangat bahagia. "Tidak ada lelaki yg bisa mencintai sebesar cinta Rafli pada Nania" Nada suara Nania tegas,mantap,tanpa keraguan. Ketiga saudara Nania hanya memandang lekat,mata mereka terlihat tak percaya. "Nia,siapapun akan mudah mencintai gadis secantikmu!" "Kamu adik kami yg tak hanya cantik,tapi juga pintar!" "Betul.Kamu adik kami yg cantik,pintar dan punya kehidupan yg sukses!" Nania merasa lidahnya kelu.Hatinya siap memprotes.Dan kali ini dilakukan dengan sungguh-sungguh.Mereka tak boleh meremehkan Rafli. Beberapa lama keempat kakak dan adik ini beradu argumen. Tapi Rafli juga tak jelek,kak! Betul.Tapi dia juga tidak tampan kan? Rafli juga pintar! Tidak sepintarmu,Nania. Rafli juga sukses,pekerjaannya cukup bagus. Hanya cukup bagus,Nania.tidak sukses.Tidaak sepertimu. Seolah tak ada apapun yg bisa meyakinkan kakak-kakaknya,bahwa adik mereka beruntung mendapatkan suami seperti Rafli. Lagi-lagi percuma. "Lihat hidupmu,Nania.Lalu lihat Rafli!kamu berjaya,kamu bahkan tidak perlu lelaki untuk menghidupimu," Teganya kakak-kakak Nania mengatakan itu semua.Padahal adik mereka sudah menikah dan sebentar lagi punya anak.Nania merasa lidahnya kelu. Ketikaa lima tahun pernikahan berlalu.omongan itu tak juga berhenti.padahal mereka sudah memiliki sepasang anak,laki dan perempuan.Keduanya menggemaskan.Rafli bekerja lebih rajin setelah memiliki anak-anak.Padahal itu tak perlu,sebab gaji Nania lebih dari cukup untuk hidup senang. "Tak apa,"kata lelaki itu,ketika Nania meminta untuk tidak bekerja terlalu keras "gaji Nania cukup,maksut Nania jika digabungkan dengan gaji abang." Nania taak bermaksut menyinggung hati lelaki itu.Tapi ia tak perlu khawatir sebab suaminya yg berjiwa besar,selalu bisa menangkap hanya maksut baik, "sebaiknya Nania tabungkan saja,untuk jaga-jaga.Ya?" Lalu ia mengelus pipi Nania,dan mengecup lembut.Pada saat itu,sesuatu seperti kejutan listrik meyentakkan otak dan membuat pikiran Nania cerah. Inilah hidup yg diimpikaan banyak orang.Bahagia! Pertanyaan kenapa dia menikahi lelaki biasa itu tak lagi mengusik perasaan Nania.Sebab ketika bahagia,alasan-alasan menjadi tidak penting.
bersambung...
|
|
|
Post by sanggabuana on Jan 4, 2005 9:54:13 GMT -5
Menginjak tahun ketujuh pernikahan,posisi Nania di kantor semakin gemilang,uang mengalir begitu mudah,rumah Nania besar,anak-anak pintar dan lucu,dan Nania memiliki suami terbaik di dunia.Hidup perempuan itu berada di puncak! Sungguh beruntung suaminya.Isteri cantik. Cantik,ya...dan kaya! tak seimbang! Bisik-bisik yg sempat membuat Nania frustasi. tahun kesepuluh pernikahan,hidup Nania masih belum bergeser dari puncak.Anak-anak semakin besar.Nania mengandung yg ketiga.Selama kurun waktu itu,tak sekalipun Rafli melukai hati Nania,atau membuat Nania menangis. Tapi baby yg dikandung Nania tak juga mahu keluar.Sudah lewat dua minggu dari waktunya. "plasenta kamu sudah berbintik-bintik.Sudah tua,Nania.Harus segera d**eluarkan!" Mula-mula doktor kandung tempat biasa Nania,memasukkan sejenis ubat kedalam rahim Nania.Ubat itu akan menimbulkan konstraksi hebat,hingga perempuan itu merasakan sakit yang amat sangat.Jika semuanya normal,hanya dalam hitungan jam,mereka akan segera melihat sikecil. Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania dihospital.Hanya waktu-waktu sholat,lelaki itu meninggalkannya sebentar kekamar mandi,dan menunaikan sholat disisi tempat tidur.sementara kakak serta orang tua Nania belum satupun yang datang. Anehnya meski ubat kedua sudah dimasukkan,lapan jam setelah ubat pertama,Nania tak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan.Rasa sakit dan melilit sudah dirasakan Nania perlima minit,lalu tiga minit.Tapi pembukaan berjalan lambat sekali. Bahkan sampai tiga puluh jam berlalu.Nania baru pembukaan kedua.Ketika ketuban pecah,didahului keluarnya darah,dan mereka terlonjak bahgia,sebab dulu2 kelahiran akan mengikuti segera setelah ketuban pecah.Perkiraan mereka tak tepat. "Masih pembukaan kedua,pak!" Rafli tercengang.Cemas.Nania tak bisa menghibur,kerna rasa sakit yang sudah tak sanggup lagi di tanggungnya.Kondisi perempuan itu semakin payah.Sejak pagi tak sesuap nasi pun bisa ditelannya. "Bang?" Rafli termangu.Iba hatinya melihat sang isteri memperjuangkan dua kehidupan. "Doktor?" "Kita operasi,Nia.babynya mungkin terlilit tali pusar." Mungkin? Rafli dan Nania berpandangan.Kenapa tidak dari tadi kalau begitu?bagaimana jika terlambat?
|
|
|
Post by sanggabuana on Jan 4, 2005 10:13:14 GMT -5
Mereka masih bertatapanmata.Nania berusaha mengusir kekhawatiran.Ia senang kerana Rafli tidak melepaskan genggaman tangannya,hingga kepintu operasi.Ia tak suka merasa sendiri lebih awal. Pembiusan dilakukan,Nania dibawa masuk keruangan serba putih.Sebuah sekat ditaruh diperutnya,hingga ia tak bisa menyaksikan ketrampilan doktor2 itu.Sebuah lagu dimainkan.Nania merasa berada dalam perahu yang di guncang ombak.Berayun-ayun.Kesadarannya naik turun.Terakhir,telinga perempuan itu sempat menangkap teriakan-teriakan di sekitarnya,dan langkah-langkah cepat yg bergerak,sebelum kemudian ia tak sadarkan diri. Kepanikan ada di udara.Bahkan dari luar Rafli bisa menciumnya.Bibir lelaki itu tak berhenti melafadzkan zikir. Seorang doktor keluar,Rafli dan keluarga Nania mendekat. "pendarahan hebat," Rafli membayangkan sebuah sumber air yg meluap,berwarna merah. Ada varises dimulut rahim yg tak terditeksi,dan entah bagaimana pecah! Nania dalam kondisi kritis.Kabar baiknya baby mereka selamat. Mama Nania yang baru tiba,menangis.Papa termangu lama sekali.Saudara-saudara Nania menyimpak isak,sambil menenangkan orang tua mereka.Kondisi si cantik sangat menguatirkan. Rafli seperti berada dalam atmosfir yang berbeda.lelaki itu tercenung beberapa saat,ada rasa cemas yang mengalir di pembuluh-pembuluh darahnya,dan tak bisa dihentikan,menyebar dan meluas seperti kanker. Setelah itu adalah hari-hari penuh doa bagi Nania.
bersambung...
|
|
|
Post by sanggabuana on Jan 7, 2005 9:41:32 GMT -5
Sudah seminggu lebih Nania koma.Selama itu Rafli bolak balik dari kediamannya kerumah kehospital.Ia harus membagi perhatiannya bagi Nania dah juga anak-anak.Terutama anggota keluarganya yang baru,si kecil.Baby itu sungguh menakjubkan,fisiknya sangat kuat,juga daya hisapnya.Tidah sampai empat hari,mereka sudah boleh membawanya pulang. Mama,Papa dan ketiga saudara Nania terkadang ikut menunggui Nania di hospital,sesekali mereka kerumah dan melihat perkembangan si kecil.Walau tak banyak,mulai terjadi percakapan antara pihak keluarga Nania dengan Rafli. Lelaki itu sungguh luar biasa.Ia nyaris tak pernah meninggalkan hospital,kecuali untuk melihat anak-anak dirumah.Syukurnya pihak perusahaan tempat Rafli bekerja mengerti dan memberikan izin penuh.Kerna dedikasi Rafli terhadap perusahaan tidak perlu diragukan. Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam.Dibawanya qur'an kecil,dibacakannya dekat telinga Nania yang terbaring di ruang ICU.Kadang perawat dan pengunjung lain yang kebetulan menengok sanak famili mereka,melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap-cakap dan bercanda dengan mesra.Rafli percaya Nania kalaupun tidak mendengar,akan bisa merasakan kehadirannya. Ketika sepuluh hari berlalu,dan pihak keluarga mulai ragu dan berfikir untuk pasrah,Rafli masih berjuang.Kadang lelaki itu membawakan buku-buku kesukaan Nania kehospital,dan membacanya dengan suara pelan.Memberikan tambahan dibagian sana sini.Sambil tak bosan-bosannya berbisik,"Nania,bangun,cinta." Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud dan permohonan.Asalkan Nania sadar,yang lain tak jadi soal.Asalkan ia bisa melihat lagi cahaya di mata kekasihnya,senyum di bibir Nania,semua yang menjadi sumber semangat bagi orang disekitarnya,bagi Rafli.
|
|
|
Post by sanggabuana on Jan 7, 2005 10:34:43 GMT -5
Nania sudah tidur terlalu lama.Rumah mereka tak sama tanpa kehadiran Nania.Anak-anak merindukan ibunya.Diluar itu Rafli tak memedulikan yang lain,tidak wajahnya yang lama tak bercukur,atau badannya yang semakin kurus kerna sering lupa makan. Hari ke tiga puluh tujuh,doa Rafli terjawap.Nania sadar,dan wajah penat Rafli yang pertama ditangkap matanya. Seakan telah begitu lama.Rafli menangis,menggenggam tangan Nania dan mendekapnya kedalam dada,mengucap syukur berulang-ulang dengan air mata yang meleleh. Asal Nania sadar,semua tak penting lagi. Dan rafli membuktikan kata-kata yang diucapkannya beratus kali dalam doa.Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selama sebelas tahun terakhir.Memandikan dan menyuapi Nania,lalu mengantar anak-anak kesekolah satu persatu.Setiap sore setelah pulang keja,lelaki itu cepat-cepat menuju rumah,dan menggendong Nania keberanda,melihat senja datang sambil memangku Nania,.seperti remaja belasan tahun yang sedang jatuh cinta. Ketika malam,Rafli merias Nania agar cantik sebelum tidur.Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu,memakaikannya gaun tidur.Ia ingin Nania selalu merasa cantik.Meski seringkali Nania mengatakan itu tak perlu.TEXTbagaimana ia bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh? Tapi Rafli dengan upaya yang terus menerus dan tak kenal lelah selalu meyakinkan Nania,membuatnya pelan-pelan percaya ialah perempuan paling cantik dan sempurna di dunia. Setidaknya di mata Rafli. Setiap hari minggu,Rafli mengajak mereka sekeluarga jalan-jalan keluar.Selama itu pula ia selalu menyertakan Nania.Belanja,makan di restoran,lihat filem,piknik kemanapun Nania harus ikut.Anak-anak,seperti juga Rafli melakukan hal yang sama,selalu melibatkan Nania.Begitu bertahun-tahun. Awalnya tentu Nania sempat merasa risih dengan pandangan orang-orang di sekitar yang menatap iba,lebih-lebih pada Rafli yang berkeringat mendorong kerusi roda Nania kesana kemari. Lalu berangsur Nania menyadari,mereka,orang-orang yang di jumpainya di jalan,juga tetangga-tetangga,sahabat,bahkan keluarga Nania tak puas hanya memberikan pandangan iba,namun juga mengatakan,semua berbisik-bisik. "Nania beruntung!" "Lelaki lain mungkin sudah mencari perempuan kedua!" "Ya,memiliki seorang yang menerima apa adanya." Tidak,tidak semua menerima apa adanya,kalian lihat bagaimana suaminya memandang penuh cinta.Sedikitpun tak pernah bermuka masam!" Bisik-bisik yang serupa dengungan dan sempat membuat Nania frustasi,merasa tak berarti,merasa... Tapi ia salah.Sangat salah.Orang-orang di luar mereka memang berbiisik-bisik,mungkin selamanya akan selalu begitu.Hanya saja,kali ini bukanlah bisik-bisik itu berbeda bunyi. Kerna waktu telah membuktikan segala. Nania tersenyum. Ya.Dua puluh dua tahun pernikahan.Nania menghitung semua,anak-anak yang beranjak dewasa,rumah besar yang mereka tempati,kehidupan yang lebih dari yang bisa ia syukuri. Meski tubuhnya tak berfungsi sempurna.Meski kecantikannya tak lagi sama kerna usia,meski karir telah direnggut takdir dari tangannya.Tapi satu hal yang tak pernah berubah,cinta laki-laki biasa yang tak pernah sedikitpun berkurang pada Nania.
|
|
|
Post by zaimaya on Jan 7, 2005 23:39:21 GMT -5
Ian, wujudkah cinta laki-laki biasa seperti Rafli dalam cerpen mu?Mungkin ada kan ian?Tapi tak ramai suami yang sanggup berkorban sedemikian kerana mereka lelaki...jika isteri tidak boleh berfungsi sebagai isteri mereka boleh menikah lagi.Pantang ada peluang,jika tak ada sebab mereka akan cari alasan. Anak dah selori pun mereka tak peduli...jika isteri tak dapat lahirkan zuriat, emosi isteri didera jika keinginan untuk berpoligami tidak direstui.Bila berpoligami pula.mereka tidak berlaku adil.Kebanyakan lelaki selalu penting diri mereka saja...mereka fikir kehendak dan nafsu meraka saja. Maya rasa ian seorang laki2 biasa yang mempunyai cinta luarbiasa seperti Rafli.Jadi teruskan berkarya kerana mesej yang disampaikan akan menjadi pedoman hidup pasangan suami isteri. Tahniah! Cinta laki-laki biasa karyamu menyentuh hati. Sungguh luarbiasa...
|
|
|
Post by Puteri Bayu on Jan 8, 2005 3:56:05 GMT -5
[glow=red,2,300]betul kata zaimaya ,karyamu menyentuh hati....pengorbanan seorang lelaki yg begitu setia............[/glow]
|
|
|
Post by sanggabuana on Jan 8, 2005 9:26:39 GMT -5
maya,pasti ada seorang yg seperti Rafli bahkan masih banyak Rafli2 yang lain,yang seperti dalam cerpen.hanya mungkin kita tak tahu atau mungkin belum pernah berjumpa ngan orang yang seperti Rafli. Ian rasa suami Maya juga dapat seperti Rafli juga
|
|
|
Post by sanggabuana on Jan 8, 2005 9:31:05 GMT -5
Pu3,terimakasih atas pujiannya,ian rasa masih perlu belajar lebih banyak lagi. Semoga Pu3 juga kan dapatkan seorang Rafli dalam hidup Pu3
|
|
|
Post by zaimaya on Jan 9, 2005 8:35:06 GMT -5
Maya rasalah Rafli hanya untuk Nania.Jika ada pun Rafli yang lain dia milik Nania yang lain pula...
|
|
|
Post by sanggabuana on Jan 11, 2005 10:09:15 GMT -5
pasti ada seseorang yg terbaik buat maya,walaupun bukan Rafli,mungkin dia sama seperti Rafli atau mungkin lebih dari Rafli.percayalah semua dah ada yg mengaturnya
|
|
|
Post by zaimaya on Jan 11, 2005 11:28:41 GMT -5
Benar sekali bicara mu sanggabuana.Teruskan menulis cerpen yang mengangkat martabat cinta lelaki yang selama ini sukar dipercayai. Cinta lelaki selalunya penuh kepalsuan.
|
|
|
Post by latiptalib on Jan 30, 2005 8:41:22 GMT -5
cinta lelaki biasa memang sebuah kisah yang menarik. pada zaman sekarang susah mendapat suami baik seperti itu. sepatutnya tajuk cerpen ini cinta lelaki luar biasa...hahaha. (gurau jer)
|
|