|
Post by sanggabuana on Jan 1, 2008 9:09:13 GMT -5
ibu... rona kerutan dalam bingkai itu benar tulus dalam denting harumnya masa
ibu... aku tak ingat saat kelopak matamu menyulut kelam malam saat engkau mengelabuiku delam lelap hujan saat-saat sebelum cahaya aku tak ingat saat kau bilang"nak,tidurlah,ibu belum mengantuk" aku tak ingat saat kau menyuruhku kembali belok dari hilang senja aku nekat menaklukkan malam toh,ini hariku bu!!! akupun tak membangunkan dunia,menjelma kupu-kupu setelah semalam dalam rongrong buana apa aku salah bu?
ibu, saat ragamu terbujur kaku di keranda biru aku baru tahu aku baru ingat dongeng malin kundang yang kau dendang sepanjang petang aku baru ingat setiap keringat dan penat bagian dari semangat aku baru ingat kepompong sederhana yang membawaku terbang aku baru ingat belokan senja itu menjemput usia
ibu, lentera itu kini padam menyala rentan termakan senja hanya tetes buihnya yang membantuku menghitung tapi,perhitunganku selama ini keliru,bu! ku kira tujuh di bagi tujuh sama dengan satu tapi teryata tetap tujuh
ibu, berapa harga yang harus kubayar untuk setiap malam yang tenggelam? berapa harga yang harus kubayar untuk setiap kerut yang tak pernah larut? berapa harga yang harus kubayar demi setiap helai penyesalan yang hanya tertelan? aku tak tahu,
maaf bu...
|
|
|
Post by Puteri Bayu on Jan 10, 2008 0:47:38 GMT -5
Ibu, Tiada lagi kucupan mesra Tiada lagi tanganmu ku cium Tiada lagi dakapan mesra Aku rindu akan belaian mesramu Kekosongan, sepi terasa kini Hanya tinggal kenangan Memori semalam sering berlegar diruang fikiran Air mata menitis sayu Ayah kini mengharap anak-anaknya disisi
Ibu Aku jejaki lagi pusaramu Bacaan ayat suci aku iringi Agar ibu di sisi orang yng beriman.
|
|
|
Post by sanggabuana on Jan 31, 2008 8:40:22 GMT -5
diri ini buta semua hanya bias semu tak memaknai segala hanya kata yang kian bisu
secercah cahaya kuat terbelenggu terhalang arang hitam pencemburu hitam seakan putih yang merajai kepalsuan kasih
diri tak kuasa mengubah semua mengakar kuat dalam kehangatan menyiksa batin membarakan hanti yang kian dingin
pasrah.... hanya mampu keserahkan pada-Nya zat yang menguasai setiap perkara
|
|