|
Post by sanggabuana on May 26, 2005 10:26:52 GMT -5
bulan jatuh diatas keranda ziarah siapa aku lancongi di pagi sepi atau jasadku sendiri terbaring rapi di esok nanti menunggumu
biarkan aku mandi taubatmu sebentar agar senyumku mawar saat kau meminang
jadikan aku pengantinmu yang sempurna tanpa luka,tanpa cela kupanggil-panggil cahaya disisa usia rinduku pada Nur Muhammad dalam igauan atau jaga pada hening yang paling jiwa mengasap melawat jauh pasrahkan penuh ruhku melabuh
wahai maut yang akan menjemputku ingin aku menyambutmu tanpa takut
beri aku kesempatan menata hati mendidik masa kini dan esok nanti lebih arif lagi agar tangga surgamu dapat kunaiki aku rindu sungai yang alirkan susu rindu salam lembut nabiku menyapa tidur panjangku
|
|
|
Post by Puteri Bayu on May 29, 2005 5:24:11 GMT -5
[shadow=maroon,left,300] aku kira maut semakin hampir doa dan harapan anda semua alftaihah sejuk nyaman tenang di alam barzah [/shadow]
|
|
faris
New Member
Posts: 3
|
Post by faris on May 31, 2005 2:27:53 GMT -5
maut.. datang mu tak di duga.. tiada alamat..tiada tanda.. mungkin esok..mungkin lusa..
tuhan.. rahmat mu ku pohon.. dosa ku bertimbun.. ampunilah dosa ku.. aminn...................
|
|
|
Post by putera on Jul 10, 2005 9:33:11 GMT -5
[shadow=red,left,300] Bila Tiba Waktu ......
di pinggir senja yang hening sewaktu surya mula menyusupkan diri di senja yang terlindung dan tersembunyi hanya helaan nafas dan semakin lemah mengutus sejuta duka yang tiada ertinya lagi
di keringat yang mengalir masih jua terbayang terdengar suara parau mu menyuruh aku berehat dari sinaran mentari yang tegak di kepala sambil memberikan secawan kopi yang dibekal ibu
mata liar memandang pada lalang tegak berdiri pohon kedudup yang subur berbunga dengan buah berwarna kundang tersenyum melihat keletihan seolah olah tertawa memerhati ketewasan dari kepenatan
keringan yang membasah mengalir lesu dari dahi membasahi baju dan tangan yang terkepal ingin terus menewaskan lalang dan kedudup yang masih megah berdiri memperli pada semangat yang tiada berupaya
ayah masih senyum melihat persoalan di benak ku mungkin seketika nanti lalang dan kedudup akan rebah menyembah bumi biar anak anak getah akan terus mengibarkan dedaun dan mengukuhkan tunjang membelah bumi
biar esok.... tiada lagi suara megah dari kedudup dan suara nyanyi dari lalang yang bergeser
biar esok pepohon getah akan terus menakluki batas batas binaan dan hasil nya di pungut ayah
[/shadow]
|
|