Az
New Member
Posts: 30
|
Post by Az on Mar 28, 2005 4:56:43 GMT -5
Sering aku berdiri di sini melihat awan merah menyapa senja di kaki langit setia kasih pantai pada ombak.
Sering aku terlihat kemesraan keakraban pantai dan ombak Ah, aku jadi cemburu betapa ia amat menyeksakan dan menyakitkan kalbuku.
Aku tahu ombak dan pantai senada seirama sehati sejiwa pantai tak pernah mungkir pada setiap kehadiran ombaknya pantai juga sering terlena ke hujung noktah penantiannya.
Aku faham eratnya ikatan hati ombak sering berkunjung pantai menunggu penuh rindu
fahamlah aku kini arti kesetiaan dan kasih sayang mungkin aku yang tidak mengerti antara realiti lumrah alam ini kerana aku tinggal di sini menjadi penyaksi yang tak diundang setelah ditinggalkan. Aku seperti pantai rindu pada desiran ombakā¦
|
|
|
Post by sanggabuana on Apr 2, 2005 11:05:23 GMT -5
Aku mulai bosan, pada ombak yang selalu hadir, dan setia menyapa, sepi...khayal dan rindu.
Aku tak pernah ingin menjadi pantai, tapi terpaksa kunikmati, karena... yang ada hanya itu.
Sampai fajar nanti... sepi pasti berlalu, bersama ramainya kicauan burung, khayalpun turut sirna, seiring datangnya jingga.
Tapi rindu.... alam tak mampu menafsir, tulisan tak sanggup mengungkap, lisan tak mempan membujuk.
Ah... sekiranya aku masih mampu, melewati hari-hari mendatang, tapi... kan kucuba bertahan, untuk tidak berpaling, .... sampai dibatasku.
|
|
Az
New Member
Posts: 30
|
Post by Az on Apr 3, 2005 22:33:18 GMT -5
sangga, singgi berpesan jangan marah pada ombak jangan d**esal jika kau merasa dirimu pantai...
saban hari kau bermain dengan ombak berlari di gigi pantai apakah kamu tau akan maksud kehadiran ombak ombak marah pada pantai ombak jadi berang dia tidak mahu pantai bercanda dengan siburung camar dia kata pantai curang...
simpan saja rindumu memang tiada siapa tahu rindumu itu untuk siapa tak perlu kau ucap tak perlu kau coret di mana-mana mereka tidak kan faham makna rindu yang kau rasa
berpaling....? singgi kata enggak usah berpaling...teruskan aja langkahmu pergilah...
|
|
|
Post by sanggabuana on Apr 9, 2005 9:53:39 GMT -5
aku ingin selalu didekatnya menanti di bibir pantai, menikmati kelembutan gelombangnya, dan merasakan hangat kehadirannya... berjalan bersama mengarungi kehidupan berjalan atas nama cinta kasih kita tapi aku tak pernah bisa mengerti apa arti yg sebenarnya... Tuhan.... Hantarkanlah kami pada apa yang engkau kehendaki
|
|
eDDa
Full Member
Posts: 151
|
Post by eDDa on Apr 11, 2005 21:47:33 GMT -5
salam, dah lama tak berpuisi dengan sangga... apa dia udah tinggalkan kamu ya sangga... jangan gusar ...tenang aja... tiru macam saya....
penantian sering membuat kita gusar menanti suatu kehadiran yang tak pasti masih setiakah dia atau masih mampukah aku menunggu janji tuhan saja yang menentukan yang mengetahui jawapannya kita perlu mencari... kerana masih banyak yang belum dimengertikan oleh hati sendiri
|
|
|
Post by sanggabuana on Apr 15, 2005 11:12:51 GMT -5
salam, dah lama juga tak berpuisi dengan EDDA... tak ada yg meninggalkan sangga... kerna memang belum ada yg berkenan di hati sangga maaf tak dapat tiru macam EDDA
kau tak pernah tahu apa artinya sepi itulah mengapa aku menyusuri pantai tempat tawa dan tangis bertemu namun tak sebutir pasirpun mengenangkan kau aku dan dia aku yang mengenangkanmu pada jingga langit di batas laut aku yang mencumbui bayangmu di pesisir pantai tapi kau memang tak pernah tahu apa artinya sepi itulah mengapa kau pergi kedalam lautan nan biru meski kau bukan ikan. aku bukan ikan laut telah menelanmu, tanpa ada alasan maka aku layak merasa sepi sebab kau tak pernah tahu apa artinya sepi tak pernah tahu apa artinya benci
kau tak pernah tahu apa artinya sepi suara ombak yang bergelora sepi...
|
|
eDDa
Full Member
Posts: 151
|
Post by eDDa on Apr 23, 2005 1:50:45 GMT -5
sangga,
sepi itu SUNYI sepi itu SENDIRI sepi itu KELAM sepi itu PILU sepi itu TANGIS sepi itu RINDU dan ... sepi itu KESAKITAN
|
|
|
Post by sanggabuana on Apr 25, 2005 10:22:19 GMT -5
kau bagai laut.. biru, damai, teduh walaupun bergemuruh.. dia.. dia bagai karang.. kasar, tajam, tiada menarik hanya kuat kelebihannya aku.. aku hanyalah pasir.. kecil, lemah, tiada berdaya namun aku setia selalu menghias damaimu..
sadarlah biru.. tanpa karang kau masih bisa tersenyum.. namun tanpa pasir damaimu sunyi.. indahmu kenyap.. teduhmu pudar..
|
|
eDDa
Full Member
Posts: 151
|
Post by eDDa on May 4, 2005 23:29:53 GMT -5
biru melaut pada apa yang kau lihat teduh damai dan tenang apakah kau lihat dasar yang membiru setenang riak air di permukaannya
di dasarnya masih jua ribut kabut dan gundah
pasir damaikah hati ini tanpamu kerana hadirmu mengenap satu dan satu menjadi dua
|
|